^^

I am....

Foto saya
Yogyakarta, DIY, Indonesia
I live Journalistic, I speak Music, I write Paintings, I breath Words. Find me on Instagram as tamikira ! :)
Diberdayakan oleh Blogger.

I love my dad

I love my dad

I love my Mom

I love my Mom



Sabtu, 12 November 2011

Ketika Anak Rantauan Rindu Rumahnya



Sudah 3 bulan saya menjelma jadi anak rantauan (nggak berasa udah lama juga). Saya tinggal di asrama (sering disebut Dormitory) yang letaknya tidak begitu jauh dari kampus.

Setiap hari saya sarapan roti (beli di kampus) karena mustahil kalau saya masak sendiri di asrama karena itu memakan waktu yang agak lama. Begitu juga dengan makan siang. Saya hanya membeli makanan yang dijual di kampus (dan juga beli makanan di warteg, tergantung situasi dan kondisi), dan malam harinya saya makan cemilan atau pergi cari makan bersama teman-teman.

Setiap hari juga (kalau ada keperluan/ kelas) saya berangkat ke kampus dengan mengendarai motor kesayangan saya. Namanya juga motor, kalau lagi panas saya jadi kepanasan, kalau lagi hujan saya jadi kehujanan. Miris memang, tapi karena niat saya di sini buat belajar, ada saja kebetulan-kebetulan yang terjadi, entah hujannya berhenti atau panas yang tidak terlalu terik saat saya mau pulang ke asrama. Untungnya saya juga dikasih kesehatan yang cukup untuk melakukan aktivitas-aktivitas saya.

Sekarang, saya harus bisa mengurus kamar asrama dengan menjaganya tetap rapi dan terawat.

Sekarang, saya harus mencuci baju sendiri (hanya sebagian, yang lainnya di-laundry).

Kalau barang kebutuhan sehari-hari habis, saya harus pergi berbelanja ke toko terdekat.

Ketika mengalami itu semua, saya jadi teringat.



Dulu, saya selalu jadi anak rumahan yang hanya keluar rumah saat harus ke sekolah atau kalau ada keperluan saja, dan saya mengeluh, "Ah, Mama, kok gak mau jalan-jalan sih? Tami kan bosen di rumah terus. Kemarin-kemarin banyak ulangan, otak Tami penat, pingin refreshing."
Biasanya Mama menjawab, "Enak di rumah lah, gak capek jalan. Main aja sama Adek atau nonton TV sama Mama di kamar, kan bisa ngobrol-ngobrol juga."
Biasanya juga, saya hanya menjawab "Ya" dengan sedikit bersungut kecewa karena tidak jadi jalan-jalan.

Sekarang saya jadi sadar, coba saja dulu saya menikmati rumah dan waktu bersama keluarga saya secara "habis-habisan". Sekarang saya rindu berada di rumah dan saat-saat saya bersama keluarga.


Dulu, saya selalu sarapan di rumah dengan lauk instan yang seadanya. Saya suka bosan, dan saya meminta sarapan di sekolah sekali waktu. Mama kurang hobi memasak. Biasanya Mama masak ayam atau ikan goreng, sop ayam, semur daging, dan makanan simpel lainnya. Saya juga suka bosan dengan masakan Mama, sehingga kerap kali saya mengajak untuk makan di luar. Ketika makan di rumah makan, sering tercetus kalimat, "Coba Mama bisa masak kayak gini, kan enak."

Sekarang saya selalu makan roti dan memakan masakan dari tempat makan. Walaupun saya memesan menu yang berbeda, tapi saya tetap merasakan ada sesuatu yang kurang. Ya, saya rindu dengan masakan Mama saya yang "selalu sama". Saya sadar, walau Mama hanya memasak makanan yang biasa, tapi Mama memasaknya dengan hati seorang Ibu yang mengasihi Suami dan Anak-anaknya. Kami juga selalu makan bersama-sama (terlebih lagi kalau Papa pulang, suasananya asyik sekali). Jujur, saya rindu sekali dengan kebersamaan saat makan itu.



Dulu, saya selalu diantar jemput oleh Papa dan Mama saya. Saya sangat senang sekali, karena saya bisa merasa lebih lama bersama Papa dan Mama, jadwal sekolah saya sangat padat, sehingga kalau pulang pasti sore sekali. Saya rindu saat-saat itu. Sekarang ini saya sangat merasa kesepian kalau mau berangkat ke kampus, karena saya harus berangkat sendiri dan hanya kadang-kadang saja ada teman yang menemani ke kampus.



Dulu, saya hanya harus memanggil "embak" saya jika saya perlu sesuatu atau ingin membersihkan sesuatu. Saya jarang mengurusi kegiatan beres-beres rumah keculai kalau "embak" saya itu tidak masuk. Saat pertama kali masuk asrama, saya sempat bingung dan merasa "kaku" untuk melakukan itu semua. Namun, sekarang saya sudah mulai terbiasa dengan kegiatan beres-beres ini.



Dulu, selalu Mama yang memenuhi kebutuhan sehari-hari saya. Segala sesuatunya pasti sudah ada di saat saya membutuhkan. Papa juga selalu membantu saya apabila ada tugas-tugas yang saya tidak bisa mengerjakannya sendiri.


Aneh rasanya, di kala seorang anak meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya.

Saya sangat rindu rumah, saya rindu semua hal yang terjadi di dalamnya.

Maka dari itu, saya juga tidak akan menyerah, mengingat segala kepercayaan Papa dan Mama kepada anaknya ini.

"Tami pasti bisa mencapai hasil belajar yang baik, lalu pulang ke rumah ketemu Papa, Mama, dan Adek lagi."




(:





Masa UTS kali ini lumayan sulit, karena saya menghadapinya seorang diri. Saya jadi teringat keluarga saya di rumah, yang selalu menyemangati saya ketika masa Ujian tiba. Sedih memang, tapi walaupun jauh dari rumah, saya tau kalau keluarga saya mendoakan dari sana. (':





Tidak ada komentar:

Posting Komentar